Menurut Bloom, bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupannya, dimana sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua (Direktorat PLS:2003;14). Sedangkan Wismiarti (2007) Gardner mengemukakan peran pendidik adalah membangun sel otak sebanyak mungkin, semakin banyak sambungannya, semakin tebal myelin-nya, maka anak semakin cerdas. Oleh karena itu, anak perlu diberi ransangan khusus, yaitu dengan cara memberikan pengalaman yang beragam sehingga dapat memperkuat perkembangan kecerdasan anak.

Perkembangan otak anak menurut psikologi akan terjadi pada usia 0 s.d 8 atau 9 tahun, masa ini merupakan yang sangat menentukan untuk menggali dan mengembangkan potensinya, karena disaat bayi lahir sudah memiliki sekitar 100 miliar neuron (sel otak) atau 75% dari jumlah sel otak orang dewasa. Waktu yang sangat kritis masa penyempurnaan itu terjadi sampai hingga usia 6 tahun, dengan perkembangan paling pesat direntangan 3 tahun pertama. Sel-sel syaraf tersebut haruslah rutin distimulasi, dan didayagunakan agar terus berkembang jumlahnya, jika tidak distimulasi, maka jumlah sel tersebut akan semakin berkurang kecerdasan berfikir anak.

Dari hasil peneilitan menunjukan, perkembangan otak anak 90% terjadi pada usia di bawah 7 tahun, masa 3 tahun pertama membangun fondasi struktur otak yang berdampak permanen, dan pengalaman positif dan negatif pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan emosi ketika dewasa (Megawangi:2007). Tentunya pendidikan di bawah 7 tahun menjadi sangat strategis, dalam mengasah dan mengasuh anak menjadi manusia-manusia yang trampil dan cekatan.

Dengan demikian, semakin banyak ransangan yang positif dalam otak anak, semakin besar peluang untuk sukses menjadi orang-orang yang cerdas, menjadi pembelajar sejati dan menjadi sehat emosinya. Karena itu orang tua, guru dan masyarakat (lingkungan) dituntut untuk berbuat sebaik mungkin, untuk membangun sambungan sel syaraf otak anak, sehingga anaknya mempunyai kemampuan berpikir yang tinggi dan luas.

 

Penulis: Drs. H. Rasyidul Basri, M.A
Judul: Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam
Sumber Link: https://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=442:pendidikan-anak-usia-dini-dalam-perspektif-islam&catid=41:top-headlines&Itemid=158 

Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Data Kunjungan